TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Tidak Peduli {5}



Tidak Peduli {5}

0 "Aku sama sekali tidak peduli, Ibu. Langit pun tahu mana yang baik dan buruk."     
0

"Ya, langit memang memiliki rencana yang unik untuk kita. Kalau langit sudah menentukan kita akhirnya bersama, kau bisa apa?"     

"Aku tidak mau,"     

"Mulutmu bilang tidak mau, tapi kau membalas ciumanku dengan begitu panas. Apakah itu tandanya kalau kau tidak mau?" ejek Chen Liao Xuan.     

Wajah Liu Anqier tampak merah padam, dia sama sekali tak menyangka jika Chen Liao Xuan akan mengatakan itu kepadanya tepat di depan ibunya. Liu Anqier memandang ibunya yang tampak sudah senyum-senyum itu.     

"Ibu, dengarkan aku--"     

"Maaf, Anqier. Tapi Ibu lebih percaya dengan Tao untuk urusan ini," kata Liu Ding Han yang berhasil membuat Liu Anqier membuka mulutnya lebar.     

"T... tapi, Bu--"     

"Anqier, lekaslah ambil air bersama dengan Tao. Ibu akan menunggu kalian di hutan pinus,"     

Liu Ding Han pun langsung pergi, membuta Liu Anqier kesal bukan main sambil menghentakkan kakinya. Dia bisa melihat dengan jelas, bagaimana Chen Liao Xuan tampak terkekeh seolah menertawakannya.     

"Kenapa kau tertawa!" marah Liu Anqier. Chen Liao Xuan langsung terbahak, kemudian dia mengibaskan jubahnya. Mengikat kedua tangannya ke belakang punggung, kemudian dia memandang Liu Anqier seolah mengejek, lalu berjalan begitu saja melewati Liu Anqier.     

Lagi, Liu Anqier hanya bisa melongo. Dia benar-benar telah dipermainkan oleh Chen Liao Xuan dan ibunya.     

Setelah itu, keduanya akhirnya membawa air yang diinginkan oleh Jiang Kang Hua. Masih dengan mimik wajah kesal luar biasa dia melirik Chen Liao Xuan.     

"Apa yang sebenarnya kalian lakukan ini? Bahkan aku telah minum di sungai karena kalian terlalu lama mengambilkanku air minum. Jika aku tadi tersedak, aku pastikan aku telah mati karena kalian," gerutu Jiang Kang Hua. Chen Liao Xuan pun melotot membuat Jiang Kang Hua langsung menunduk takut.     

"Kang, kau tak perlu takut dengan Tao. Meski dia adalah rajamu dan kau hanyalah seorang prajurit biasa. Di sini, kalian semua adalah sama. Tidak ada yang Raja dan tidak ada seorang prajurit atau apa pun itu."     

Chen Liao Xuan lantas menarik sebelah alisnya, ternyata Jiang Kang Hua telah berdusta kalau dia hanyalah prajurit biasa. Bukan seorang Panglima atau apa pun itu. Untuk kemudian sebuah ide terbesit di otaknya.     

"Prajurit Jiang, aku mendengar dari Panglima Han, kalau kau sangat pandai dalam urusan berburu. Di sini, kita ada sangat banyak, dan aku ingin Bibi menyiapkan makan malam untuk kita. Jadi, bagaimana jika kau berburu rusa untuk kami. Di hutan ini ada beberapa rusa yang dagingnya sangat luar biasa enak. Yang bahkan menurut banyak kepercayaan mampu menyembuhkan semua penyakit dan membuat kulit tetap cantik."     

"Benarkah itu, Tuan Chen?" tanya Yang Si Qi dengan mimik wajah penasarannya. Chen Liao Xuan pun tersenyum mendengar pertanyaan itu.     

"Ya, tentu saja. Dan aku jamin jika Nona Yang akan menjadi manusia paling cantik di alam raya ini. Percayalah,"     

"Maka, Tuan Jiang, pergilah mengambil rusa itu untuk kami," kata Yang Si Qi sambil merayu.     

Jiang Kang Hua tak habis pikir, ternyata rajanya ini benar-benar sangat jahil. Chen Liao Xuan benar-benar berubah total dari pandangannya kepada Emo Shao Ye ketika berada di alam iblis. Ya, Chen Liao Xuan yang berada di sini adalah sosok yang sangat ramah dan menyenangkan, sosok baik, dan sangat jahil.     

"Maaf, Yang Mulia. Tapi menurut Bibi Liu, kita di sini semua sama, bukan? Jika hamba Anda suruh untuk mencari rusa, maka kita harus mencari berdua," kata Jiang Kang Hua. Agaknya dia tidak mau kalah dengan Chen Liao Xuan untuk ini.     

"Tuan Jiang, kalau kau tak mau sendiri, aku bisa membantumu untuk mencari rusa," Liu Anqier agaknya menawarkan bantuan, dan hal itu membuat Chen Liao Xuan semakin kesal. Kenapa Liu Anqier menawarkan bantuan? Padahal, dia sama sekali tidak rela kalau Liu Anqier berduaan dengan Jiang Kang Hua apa pun itu caranya.     

"Nona Liu, kau wanita seharusnya kau di sini saja agar tidak bahaya," kata Chen Liao Xuan yang agaknya tidak terima. Melihat ekspresi cemburu dari Chen Liao Xuan agaknya membuat Jiang Kang Hua senang setengah mati.     

"Nona Liu, aku telah mengajarimu ilmu bela diri. Jika kau ikut, ini akan menjadi baik. Kau akan bisa menerapkan latihan dariku untuk praktik dalam menangkal hewan buruan. Jadi, ikutlah bersamaku untuk menangkap rusa. Dari pada di sini ada satu laki-laki yang benar-benar tidak bisa diandalkan sama sekali," sindir Jiang Kang Hua pada akhirnya.     

"Prajurit, Jiang, apakah sekarang kau berani menyindirku?"     

"Sama sekali tidak, Yang Mulia. Mana mungkin hamba berani menyindir Yang Mulia yang agung ini."     

"Baiklah, aku akan ikut bersamamu. Tapi aku hanya mengawasimu dari kejauhan. Sebab bagaimanapun, aku juga ingin melihat kesungguhanmu. Seberapa bersungguh-sungguh kau dalam menangkap rusa. Bisa jadi jika kau bisa menangkap sepuluh rusa, aku akan menjadikanmu panglima perang atas itu," cemooh Chen Liao Xuan.     

"Jiang, bukankah itu sangat bagus? Hanya menangkap sepuluh rusa dan kau bisa menjadi panglima perang. Bayangkan saja, kai akan menjadi manusia hebat yang bisa menjadi panglima perang di kerajaan iblis."     

"Apa? Manusia yang hebat?" tanya Chen Liao Xuan.     

Jiang Kang Hua langsung menyembunyikan wajahnya saat Liu Ding Han mengatakan hal itu.     

"Ya, tentu saja, Kang adalah manusia yang sangat berbakat dalam masalah menjadi prajurit. Dia juga sangat tampan," kata Liu Ding Han lagi.     

Mendengar hal itu, Chen Liao Xuan lantas menarik sebelah alisnya, memandang Jiang Kang Hua seolah ingin memakan Jiang Kang Hua hidup-hidup.     

"Jadi, kau adalah manusia? Ah, tentu saja kau manusia. Bagaimana bisa seorang Jiang Kang Hua bukan manusia. Dan dia adalah manusia yang paling unik. Itulah sebabnya dia bisa menjadi salah satu prajurit di alam manusia," sindir Chen Liao Xuan kemudian.     

Sementara itu, Liu Anqier hanya bisa mendengus. Melihat dua laki-laki itu yang tampak kompak dalam masalah saling ledek satu sama lain itu.     

"Sebenarnya, bukankah mencari rusa bukanlah hal yang sangat penting sekarang? Maksudku, kalian pasti akan kembali ke alam manusia, bukan? Jadi, bagaimana bisa kalian memburu rusa? Memisahkan rusa dari kulit dan dagingnya sehingga bisa dimasak dan sampai menjadi sebuah sajian utuh untuk dimakan saja bukan waktu yang sebentar. Belum berburu dan lain sebagainya. Bukankah itu sangat memakan waktu kalian?" tanya Liu Anqier pada akhirnya. Sebaiknya kedua laki-laki itu segera pergi dari sini. Semakin cepat semakin baik, dari pada membuat ricuh dan rusuh.     

"Oh, tentu saja tidak. Kami akan menginap malam ini," jawab keduanya kompak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.